Bagikan Ke Whatsapp
Vote puisi naval

Polling tentang Vote puisi naval dibuat pada 17/07/2021 Jam 06:41 WIB

Polling ini memiliki opsi jawaban dan sudah menerima suara.

Melakukan pemilihan berulang kali tidak diperbolehkan. Pemeriksaan duplikasi didasarkan pada alamat IP pemilih. Kami tidak mentolerir setiap kecurangan yang dilakukan dan akan menganulir semua suara yang berindikasi dilakukan oleh bot

Silahkan bagikan ke teman-teman anda di Whatsapp hasil polling ini:

Ayo ikuti polling berikut ini:

Vote puisi naval

- Matahari semakin meredup Diiringi dengan sirine ambulance yang kian nyaring Disetiap dedaunan yang gugur tertiup angin Ada sedih dan duka dibaliknya Sudah hampir setahun lebih Semua media hanya memberitakan tentang satu virus yang berbahaya Bangsa indonesia pun sedang dalam keadaan tak baik Perekonomian menurun derastis ibarat apolo yang jatuh menghantam keras ke bumi, remuk oleh kerasnya tanah, tak tersisa sebab termakan api Harapan yang dulu sudah tersusun rapih Kini telah hancur Tak ada lagi senyum indah yang dapat dilihat Yang ada hanya tangis teriakan penderitaan di negeri ini Tak ada lagi harapan, sebab semua sirna termakan zaman cuan demi cuan hanya di dapatkan oleh mereka yang berdiri di atas langit Beribu-ribu orang diPHK tapi Tenaga kerja asing dengan mudahnya masuk ke negeri kita Semangat belajar oleh mereka yang bersungguh2 terpatahkan karena tak mampu untuk membeli gawai Wabah yang kian meresahkan, pemimpin pemimpin yang haus akan kekuasaan, Cuan demi cuan mereka dapat kan dari hasil menindas masyarakat kecil, hahaha negri ini lucu, ntah kapan akhir dari segala penderitaan ini. 41.7%
- Di tengah hirup pikuk media dan halaman depan rumah.. Izinkan insan untuk sekedar menyampaikan selamat pagi indonesia... Bibir ku tak dapat mengucapkan kata2 yang sukar... Dan Tangan pun terlalu kurus untuk mengacu terkepal.. Selalu ku jumpai kau dengan harmoni kebhinekaan... Kami telah bersahabat dengan kenyataan untuk diam diam mencintaimu.. Kupikir semua adalah semu.. Namun sekali lagi kau buktikan Bahwa negriku hanya satu.. Siapa yang akan berbicara untuk kami.. Untuk hanya sekedar menyampaikan aspirasi.. Agar negeriku tak terkotori... Terjamah tangan tangan yang tak bisa diadili.. Dibelakangmu tersirat nama bergelar.. Guru manapun tak dapat memberi.. Kau lah sang pejuang, merelakan darah agar anak cucu tak hanya menerka... Tapi juga lugas berkata kita tlah merdekaa.. Kini negriku tlah kehilangan jati diri. Belum sempat negriku pulih dari bencana yang tiada henti... Permainan deklarasi sang petinggi... Sang rakyat yang gila materi... Suaranya dapat dibeli.. akankah ini jadi pemantik.. bahwa inilah hukuman ilahi... Kini kau dihadapkan pada situasi tak terkendali.. Bencana di seluruh negri, tak kunjung dapat solusi... Bernafaspun kau dibatasi.. Sekedar mencari pundi pun kau dihalangi.. Mereka rakyat kecil bertani untuk sesuap nasi.. Bukan seperti mereka yang mengangkat kaki Kebutuhannya sudah tercukupi... Tidak kah kau sadar , kau pemilik negri ... Tahta dan materi sudah jadi hak milik... Rakyat kecil kian diadili,... Ditengah pandemi menjadi anarki... Akankah kau sadarii?.. Hei kau petinggi negriii... Kami siap mengurung diri .. asal kau beri solusi.... Kami tak ingin kembali berfikir bahwa kau hanya berbisnis.. Mereka yg menjadi korban bukan menuntut nisan yang lebih baik.. Tapi katakanlah pada sanak cucu kami Bahwa kami mati dalam kontroversi. Ayah bahkan tak dapat melihat kami. Ibu hanya menangis tak dapat mendekati. Tak tahu apa yang ada ditubuh kami.. Bagaimana kami menghadap ilahi.. Tambur yang besar kembali ditabuh.. Menandakan masalah yang tak kunjung sembuh... Bagaimana negriku dapat mendidik ... Siapalah kami... Siapa yg akan berbicara untuk kami,. Hanya sedikit ilmu dan besar rasa nasionalis.. Mungkin hanya jiwa labil dibalut jas merah menggelegar dihati... Tapi siapa yang bisa memahami bahasa kami.. Ibarat bayi baru mengenal idealis. Untuk negriku Masih ada harapan. Inilah kami dengan sopan masuk barisan... Tinggal Memakai sepatu dan bertekad bagai hasanuddin... Merangkai kapal mengarungi negri mencari jati diri ... Kan kubuat kapal untuk mereka yang sadar akan nasionalis ... Mengangkut siapa saja yang bermimpi untuk masa depan negri.. Bukan mereka yang hanya menyalahkan pemimpin dengan argumentasi.. Negriku kini tak muda lagi, sudah cukup untuk berdiskusi saatnya untuk bergerak tanpa henti.. Negriku sudah cukup kau difitnah.. Harta mu kian menipis, lautmu luas namun dilabuhi kapal asing.. Negriku kuharap kau pulih.. Kuingin kambali melihat halamnku asri Ditumbuhi bunga bunga keberagaman Kembalikan putra putri terdidik... Kembalikan apa yang kau kubur tempo hari... Cita citamu belum tercapai.. Marilah bangkit dan berdoa pada ilahi.... 25%
- Apa kabar Indonesia? 17 Agustus 2021 76 tahun sudah Umurmu Waktu yang cukup tua bagi suatu negara Dipimpin oleh seorang pemimpin Dipilih oleh rakyat Dipercaya Serta dihormati Wakil negara yang terhormat Tak ada yang berharga yang dapat kami berikan Hanya doa dan harapan Terlebih rasa percaya kami Ditangan pemuda Masa depan negara dipertaruhkan Dituntut melakukan tanggungjawabnya Dan diadili bila tak di emban kan Bagaimana mungkin kami berbuat Lalu tak bertanggungjawab Hanya mereka saja yang memberikan janji manis dengan dasar agar terpilih Ya mereka, para wakil rakyat Janji membangun negara Janji memajukan negara Namun yang terjadi Hanya membuat negara menjadi terpuruk Ya, hidup terus berjalan Junjung kembali nilai-nilai ideologi Bersatu, bertekad, dan mewujudkan Indonesia Maju Mahasiswa (Hidup)😅 Kalau gini? 12.5%
- Indonesiaku Genap sudah umurmu 76 tahun berdiri bukan waktu yg baru Katanya merdeka tetapi itu hanya isu belaka Pemerintah Membuat aturan dgn dalih keselamatan rakyat Tapi tertutup hasrat membabi buta Bagaimana bisa dikatakan merdeka Dengan aturan yg terus saja menyengsarakan rakyat Apakh dengan perut buncit para penjabat? Ataukah dengan janji janji palsu yg terus kau ucap? Ditangan pemuda Ditangan mahasiswa v Masa Dpn negara dpertarukan Tuntut kesejahteraan serta keadilan Bagaimana mungkin kami berbuat anarki Jika yg kami junjung tinggi adalah suara idiologi Bangun kembali kembali kedaulatan negeri kami Untuk mewujudkan demokrasi arti sejati Roda kehidupan terus berjalan Junjung kembali nilai kebangsaan Perkuat keyakinan kepada Tuhan Dusta durjana tak ush d pertahankan 12.5%
- Indonesia 2021 Tanah air yg kucinta Berumur 76 tahun Waktu yg cukup tua Bagi berdirinya suatu negara Lambang Garuda Dasarnya Pancasila UUD 45 Merajuk banyk peristiwa Pemerintah Membuat aturan dgn dalih keselamatan rakyat Tapi tertutup hasrat membabi buta Ditangan pemuda Ditangan mahasiswa v Masa Dpn negara dpertarukan Tuntut kesejahteraan serta keadilan Bagaimana mungkin kami berbuat anarki Jika yg kami junjung tinggi adalah suara idiologi Bangun kembali kembali kedaulatan negeri kami Untuk mewujudkan demokrasi arti sejati Roda kehidupan terus berjalan Junjung kembali nilai kebangsaan Perkuat keyakinan kepada Tuhan Dusta durjana tak ush d pertahankanIndonesia 2021 Tanah air yg kucinta Berumur 76 tahun Waktu yg cukup tua Bagi berdirinya suatu negara Lambang Garuda Dasarnya Pancasila UUD 45 Merajuk banyk peristiwa Pemerintah Membuat aturan dgn dalih keselamatan rakyat Tapi tertutup hasrat membabi buta Ditangan pemuda Ditangan mahasiswa v Masa Dpn negara dpertarukan Tuntut kesejahteraan serta keadilan Bagaimana mungkin kami berbuat anarki Jika yg kami junjung tinggi adalah suara idiologi Bangun kembali kembali kedaulatan negeri kami Untuk mewujudkan demokrasi arti sejati Roda kehidupan terus berjalan Junjung kembali nilai kebangsaan Perkuat keyakinan kepada Tuhan Dusta durjana tak ush d pertahankan 8.3%

Total Suara: 24

Berikan suara andas, klik link
https://pollingkita.com/215412?ref=wa

Tolong forward ke group dan teman-temanmu ya. Terima kasih


Share Ke WhatsApp